Wisata Kota Tua
Jakarta memang tak hanya dipadati dengan gedung-gedung tinggi, tapi juga masih menyimpan bangunan-bangunan kuno bersejarah. Kawasan Jakarta Kota menjadi pusatnya.
Minggu pagi, saya mencoba berjalan-jalan di kawasan ini, dan berkeliling dengan menggunakan sepeda, yang bisa disewa dari para pengojek sepeda yang mangkal di depan Stasiun Jakarta Kota. Dari Stasiun Kota (Beos), saya menyusuri jalan Kali Besar dan menuju Museum Fatahilah.
Museum yang dibangun pada abad ke-enam belas ini masih berdiri dengan kokoh dan anggun. Konon, semasa VOC masih berkuasa, bangunan ini berfungsi sebagai balai kota. Pelengkapnya, di taman Fatahilah juga didirikan air mancur, yang dulunya berfungsi sebagai sumber mata air bagi warga setempat. Sayang, air mancur ini kini sudah tak berfungsi bahkan kondisinya sudah sangat kotor.
Puas dari Fatahilah, saya kembali menyusuri jalanan yang sudah kian ramai dan mulai bising. Sambil mengagumi keanggunan bangunan-bangunan kuno, saya singgah di Toko Merah. Gedung bersejarah yang sudah ada sejak tahun 1730 ini, dulunya merupakan kantor Gubernur Jendral VOC, Baton van Imhoff. Sayang, bangunan ini sekarang sudah disegel sehingga saya tak bisa melongok isinya.
Perjalanan kemudian saya lanjutkan ke Jembatan Kota Intan. Jembatan yang sudah lima kali berganti nama ini dibangun pada tahun 1628. Jembatan ini dilengkapi dengan pengungkit yang berfungsi untuk menaikkan sisi bawah jembatan. Namun, lagi-lagi karena kondisi yang tak terawat, pengungkit ini sekarang tak bisa difungsikan lagi. Bahkan, pemandangan sungai di bawah jembatan juga tak nyaman di mata, sementara bau pesing pun terasa menyengat. Sangat memprihatinkan.
Perjalanan saya akhiri di menara Syahbandar, yang menurut sejarah dibangun pada tahun 1839. Dulunya, bangunan ini merupakan kantor pabean dan berfungsi untuk mengintai kapal yang masuk melalui Pelabuhan Sunda Kelapa. Namun, tentu saja sekarang fungsinya lain, yakni menjadi bangunan cagar budaya yang kondisinya tak terlalu diperhatikan.
Jakarta sebenarnya sangat kaya akan bangunan-bangunan bernilai tinggi. Tapi, upaya pelestarian bangunan-bangunan kuno bersejarah ini sangatlah kurang. Bila dibiarkan terus begini, entah bagaimana jadinya wajah bangunan-bangunan bersejarah di kawasan Jakarta Kota ini puluhan tahun yang akan datang.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar